Di rumah sakit, kita sering
didapatkan kasus- kasus ketika pasien komplain terhadap bentuk
pelayanan yang kita berikan. Ada karena masalah air yang macet, perawat yang
judes, dokter yang telat visite, atau obat yang terlalu mahal. Beragam reaksi tanggapan sering berikan, Kadang kadang kita menjadi
emosional, kita diamkan atau
mungkin segera ditanggapi dan dicari solusinya. Kita sebagai target kompalin
seringkali menunjukkan rasa kurang senang
atau emosi ketika mendengar kritikan dari pasien. Sering terbersit dalam hati rasa untuk menyalahkan balik pada pasien
tersebut dengan alasan pasien tak tahu menahu seluk beluk pelayanan, terlalu manja
atau sok tahu. Namun tahukah kita
sebenarnya pasien komplain itu
pertanda ia masih mau kembali memakai jasa kita.
Dalam buku karangan Supriadi Setiawan
dalam bukunya yang berjudul ”Loyalitas pelanggan jasa” ada 4 kategori cara
pelanggan melakukan keluhan. Berikut cara- cara pelanggan melakukan keluhan
jika ia merasa tidak puas dengan suatu layanan :
1. Pelangga diam/tidak melakukukan apa-apa, kemungkinan
pertama ia masih memahami keluhan
yang dirasakannya dan masih dalam zona toleransi atau kemungkinan kedua ia langsung menghukum
kita dengan langsung beralih ke penyedia jasa yang lain. Dari data statistik
jumlah tipe pelanggan seperti ini sebanyak 9%,
2. Pelanggan
yang langsung mengadu kepada pengelola jasa tersebut. Bisanya ditujuan untuk
mengoreksi pelayanan yang ada agar lebih baik di masa mendatang. Dalam
statistik Mc Kinsey dan Company memberikan hasil riset sebagai berikut :
Jenis Aduan
|
Persentasi kemungkinan kembali memakai jasa layanan
pada masa yang akan datang
|
Menyampaikan keluhan
dengan apapun hasilnya
|
19%
|
Menyampaikan
keluhan dan keluhannya diselesaikan
|
54%
|
Menyampaikan
keluhan dan keluhannya diselesaikan dengan waktu yang cepat
|
82%
|
3. Pelanggan
yang mengadu kepada pihak ketiga, umumnya tidak puas hanya dengan ketarngan
dari pihak pengelola saja tapi ia menginginkan adanya kompensasi tertentu
4. Pelanggan
yang langsung beralih ke kompetitor kita, biasanya tipe pelanggan seperti ini adalah tipe pelanggan yang coba- coba.
Nah, Melihat statistik diatas
yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola keluhan yang ada di meja kita
dengan baik dan profesional. Jangan cepat menganggap komplain itu adalah
sesuatu akhir dari segalanya. Bahkan, jika mengelola komplain dengan baik,
potensi dari pelanggan itu semakin besar untuk menjadi loyal terhadap penggunaan
layanan kita.
Ada beberapa trik yang dapat kita
lakukan agar mendapatkan kembali pelanggan yang kecewa dengan layananan kita dan
membuatnya menjadi pelanggan loyal bagi
perusahaan kita. Pada sesi yang lain mengenai
langkah-langkahnya akan saya bahas lebih detail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar